Judul diatas saya dapat dari sebuah blog yang sudah lama ditinggal pergi pemiliknya, saya masih ingat blog ini dulu sangat Berjaya. Postingan tiap hari muncul, dan pastinya sangat bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mendapatkan kembali motivasi menulisnya yang hilang. Anda bisa mengunjunginya di www.kumpulan-q.blogspot.com , walaupun hanya sekedar memberikan semangat kepada pemilik blog lewat kotak komentar shoutmix.
Sama seperti penulis judul diatas, awalnya saya juga tidak begitu mengenal Gregory Poirier sebelum membaca tulisan singkatnya di Chiken Soup for the Writer's Soulnya Jack Canfield dan kawan-kawan. Dari buku yang diterjemahkan Gramedia Pustaka ini, saya mengetahui bahwa ia seorang penulis handal di Amerika.
Setelah berenang ria di google.com, saya mendapatkan kembali tulisan yang kalau tidak salah, tulisan ini sudah pernah saya baca sekitar 5 bulan yang lalu. Ketika memulai untuk menulis. Ada 2 hal yang sangat penting disini, 2 saran yang sangat menarik untuk kita renungkan bersama, khusus kepada teman-teman di LPM Dinamika IAIN-SU.
Saran pertama dari beliau, dengan bahasa yang sangat menggerakkan beliau berujar bahwa kalau kurenungkan, ini bukan pengalaman buruk. Kadang rasa frustasi, rasa takut, dan rasa putus asa merupakan satu-satunya wajah yang ada dalam kehidupan seorang penulis. Terimalah mereka. Rangkullah mereka dan belajarlah dari mereka. Kemudian tulislah sesuatu yang baru.
Itu baru saran pertama, dan saya langsung tersentak terkejut. Benar apa yang diungkapkannya, saya sudah merasakannya ketika saya memutuskan untuk menseriusi dunia kepenulisan sekitar 7 bulan yang lalu. Kadang saya merasa frustasi ketika tulisan yang saya kerjakan hingga jam 2 malam ditolak dengan mudahnya oleh beberapa media lokal. Saya merasa sangat takut ketika tulisan saya nantinya menjadi kontroversi masyarakat, bahkan saya pernah membuahi rasa putus asa ingin meninggalkan dunia kepenulisan ketika ditimpa banyak musibah dan masalah.
Saran kedua yang begitu menggerakkan semangat saya, serius…gak percaya? Baca terus
Beliau member saran "Saranku untuk mereka yang bercita-cita menjadi penulis selalu sama. Jika ada hal lain yang bisa kalian lakukan dalam hidup kalian, maka silahkan pergi dan lakukan saja hal itu. Jalan ini [kepenulisan] tidak cocok untuk kalian jika kalian ragu-ragu. Tapi jika inilah satu-satunya pekerjaan yang cocok untuk kalian, jika inilah pekerjaan yang bisa menghidupkan jiwa kalian, maka terjun dan bekerja keraslah. Berjuang, menangis, dan gigihlah menulis. Dan jangan lupa untuk mencintainya, bahkan ketika tulisan kalian mulai menghasilkan [kesuksesan]. (ozan)
Sama seperti penulis judul diatas, awalnya saya juga tidak begitu mengenal Gregory Poirier sebelum membaca tulisan singkatnya di Chiken Soup for the Writer's Soulnya Jack Canfield dan kawan-kawan. Dari buku yang diterjemahkan Gramedia Pustaka ini, saya mengetahui bahwa ia seorang penulis handal di Amerika.
Setelah berenang ria di google.com, saya mendapatkan kembali tulisan yang kalau tidak salah, tulisan ini sudah pernah saya baca sekitar 5 bulan yang lalu. Ketika memulai untuk menulis. Ada 2 hal yang sangat penting disini, 2 saran yang sangat menarik untuk kita renungkan bersama, khusus kepada teman-teman di LPM Dinamika IAIN-SU.
Saran pertama dari beliau, dengan bahasa yang sangat menggerakkan beliau berujar bahwa kalau kurenungkan, ini bukan pengalaman buruk. Kadang rasa frustasi, rasa takut, dan rasa putus asa merupakan satu-satunya wajah yang ada dalam kehidupan seorang penulis. Terimalah mereka. Rangkullah mereka dan belajarlah dari mereka. Kemudian tulislah sesuatu yang baru.
Itu baru saran pertama, dan saya langsung tersentak terkejut. Benar apa yang diungkapkannya, saya sudah merasakannya ketika saya memutuskan untuk menseriusi dunia kepenulisan sekitar 7 bulan yang lalu. Kadang saya merasa frustasi ketika tulisan yang saya kerjakan hingga jam 2 malam ditolak dengan mudahnya oleh beberapa media lokal. Saya merasa sangat takut ketika tulisan saya nantinya menjadi kontroversi masyarakat, bahkan saya pernah membuahi rasa putus asa ingin meninggalkan dunia kepenulisan ketika ditimpa banyak musibah dan masalah.
Saran kedua yang begitu menggerakkan semangat saya, serius…gak percaya? Baca terus
Beliau member saran "Saranku untuk mereka yang bercita-cita menjadi penulis selalu sama. Jika ada hal lain yang bisa kalian lakukan dalam hidup kalian, maka silahkan pergi dan lakukan saja hal itu. Jalan ini [kepenulisan] tidak cocok untuk kalian jika kalian ragu-ragu. Tapi jika inilah satu-satunya pekerjaan yang cocok untuk kalian, jika inilah pekerjaan yang bisa menghidupkan jiwa kalian, maka terjun dan bekerja keraslah. Berjuang, menangis, dan gigihlah menulis. Dan jangan lupa untuk mencintainya, bahkan ketika tulisan kalian mulai menghasilkan [kesuksesan]. (ozan)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda..?