rss

Kamis, 01 Juli 2010

Carut Marut Parkir Kampus


Oleh Muhammad Syahri


Budaya disiplin merupakan cerminan bangsa ini, menerapkan hidup disiplin dalam setiap lini kehidupan menjadi salah satu anak tangga menuju kesuksesan. Begitulah petuah dari guru semasa kita duduk di sekolah dasar dalam pelajaran pendidikan moral dan pancasila. Namun nilai-nilai kedisiplinan yang dulu selalu ditanamkan oleh guru semasa menempuh pendidikan lambat laun mulai luntur di dalam dada anak bangsa ini. Masyarakat terkesan acuh dalam berbudaya disiplin. Ini terlihat dari ketidak teraturan masyarakat dalam memarkirkan kendaraanya. Tamsilan ini cukup sederhana untuk menilai budaya disiplin masyarakat namum ini menjadi hal yang dasar terlihat dalam kehidupan bermasyarakat.

Coba saja kita lihat di jalan-jalan protokol ibu kota, kendaraan terparkir carut marut tanpa aturan, baik itu mobil maupun sepeda motor. Hingga jalanan trotoar yang menjadi hak pejalan kaki ikut terpakai oleh lahan parkir. Betapa minimnya nilai disiplin dalam masyarakat kita terkhusus untuk masalah disiplin dalam parkir kendaraan. Dan inilah dilema yang terjadi di kamus intelektual muslim IAIN SU. Sejauh mata memandang yang terlihat hanya tumpukan kendaraan berparkir semeraut. Baik itu mobil para dosen maupun kendaraan milik mahasiswa sendiri. Ketidak teraturan parkir kendaraan baik dosen dan mahasiswa terkesan rendahnya nilai disiplin. Padahal islam sendiri mengajarkan untuk hidup disiplin dan teratur. Iwan Syahputa salah seorang mahasiswa Fakultas Syariah ketika ditanya pendapatnya mengenai masalah ini mengaku risih dengan parkir di IAIN SU yang tidak teratur dia juga menambahkan padahal pihak biro telah menyediakan tempat parkir namun penyusunan kendaraan saja tidak rapi sehinnga tidak teratur dan carut marut. Hal ini juga di tambahkan oleh Mhd Ihsan mahasiswa Fakultas Tarbiyah, ia menambahkan kalau masih banyak mahasiswa dan dosen parkir di tempa yang bukan semestinya, mungkin di karenakan oleh lokasi IAIN SU yang terlau kecil.

Inilah menjadi salah satu dilema kampus intelektual muslim negeri di Sumatera Utara, memang dianggap sepele namun jika dibiarkan terus menerus hal seperti ini akan membuat malu kampus kita sendiri terhadap tamu yang datang. Semoga kedepan kita semua bisa beri perubahan dan semua dimulai dari diri kita sendiri.

0 komentar:


Posting Komentar

Komentar anda..?