by: luthfihaqy2
Assalamu'alaikum wr.wb...
Salam cinta dan keselamatan untuk kita semua.
Betapa saat ini saya dalam keadaan yang luar binasa *Ooops salah LUAR BIASA maksudnya...^_^
Seperti biasa pulang di jam petang dan terus bertandang di depan komputer kesayangan untuk memosting tulisan yang sedang anda baca saat ini pastinya.
Saya ingin saja rasanya berterus terang tentang apa yang saya alami sekarang ini.
Ditambah lagi status yang saya cantumkan yang saya sendiri yakin ini sebagai modal utama untuk meneruskan kecintaan saya di dunia tulis menulis.
Hari ini betapa saya rasakan nikmatnya membaca buku karya Radinal Mukhtar Harahap yang saya dapat dari seorang sahabat. Tidak hanya nikmat membacanya tetapi nikmat seolah saya mendapat guru baru di dunia yang baru saja saya coba ini.
Dengan berulang-ulang tertulis kalimat "Tulislah apa yang kamu pikirkan dan jangan pikirkan apa yang kamu tulis". Luar biasa. Saya berpikir saya bebas menuliskan apapun. Selama ini ketakutan menghampiri penulis pemula seperti saya untuk ciut menghasilkan tulisan sendiri, padahal telah sering saya dengar menulis ituuuuuuuuu ....tiiiiiiiiit...apa ya...dimana tadi halamannya *sambil membolak-balik halaman buku Menulis Itu Asyik Lho....aduuuuuuh kok hilang tiba-tiba....beuh parah nih...lagi butuh juga kok dia menghilang. ^_^'
nanti juga ingat lagi....*maaf ye hehehehe
Nah ada lagi kata-kata yang seperti ini "Teman yang sesungguhnya adalah teman di saat duka. Artinya, menulis juga bisa menjadi lambang persahabatan sejati" * kalau yang ini langsung kelihatan halamannya...hihihi
Ya. Kenapa saya tertarik dengan kata-kata tersebut. Jawabnya adalah ketika saya lagi mood on menyendiri dan merasa bersalah bahkan merasakan kebahagian, selain curhat di tengah malam saya juga senang menulisnya di kertas atau langsung mengetiknya di layar monitor. Dengan begitu menulis saya jadikan teman curhat. Kita bisa curhat apapun, mulai dari yang senang, bahagia, sedih, murung, jatuh cinta, cinta monyet, baru kenalan dengan si guanteng /cuantik de el el. Semuanya bisa kita ceritakan sampai bosan,bahkan sampai kita yang merasa cukup untuk menuliskannya. Kertas dan pulpen atau monitor tidak akan pernah bosan dan capek mendengar curhatan kita.
Adrenalin saya langsung berpacu di kala RMH menuliskan "Ya. Sekaranglah waktunya untuk mulai menulis. Bukan besok. Bukan menunggu waktu kosong. Bukan menunggu mood datang. Bukan menunggu sarjana. Bukan menunggu harus punya komputer. Bukan menuggu harus ini dan itu. Tapi sekarang. Ya sekarang! Sekarang!" gile gak tuh kalimat..(?) *versi gua ^^'
Saya benar-benar terpingkal membaca beberapa kalimat yang saya pikir ini tindakan konyol saya sebelumnya. Saya merasa penulis benar-benar menyentil perasaan saya. dari awal yang saya suka menunda-nunda untuk menulis dan salah seorang teman yang sampai sekarang menunggu tulisan-tulisan otodidak saya, tapi alhasil belum sampai ke tangannya. *ada sih tapi rata-rata curahan hati,,,sekali-sekali kan penitng membuat yang beda seperti artikel kesehatan, tips, cerpen dan yang lain selain curahan ini.
yah doakan saja bisa naik kelas. *Lho kira sekolah...naik kelas segala ^^'
Saya mau terus terang lagi tentang seorang kakak kelas yang waktu itu membaca catatan saya.
Awalnya ia membaca catatan saya karena nama kami sama.
Dan akhirnya sang kakak mencantumkan commentnya tentang tulisan saya, dia bilang "dek...bgus lha kta2'a..
k3 suka..media massa mna ajj yg udh bruntg bs mmuat artikel adk?"
waduuuuhh bagai kejatuhan bulan saya membaca kata-kata itu..... ini penyemangat yang tidak pernah saya lupakan begitu juga beberapa comment yang mengkritik di tulisan saya lainnya, begini katanya "Ga ngerti ane...
Hehehe...
Maklum ane ga terlalu suka dengan bahasa puisi...
Lbh suka yang blak2an n to the point...
Hehehe......
LanjutGan !!!"
tapi saya pikir sih ini tidak pedas...
Yah...apapun comment anda-anda semua adalah masukkan untuk pribadi saya.
Sebagai seorang penulis *ceile;) janganlah pernah takut untuk menerima masukan dari orang lain. Karena bagaimanapun orang tersebut pastilah sebelumnya ia telah membaca tulisan anda yang katanya kurang ini lah kurang itu lah...tapi yang terpenting dia telah membaca tulisan kita...Saya simak dari Mbak Win RG bahwa menjadi penulis adalah dengan cukup orang lain membaca tulisan kita , mau itu khayalan kita, curhatan kita, analisis kita, opini kita, kata-kata mutiara kita, atau hanya sekedar tulisan teman yang kita ceritakan kembali itu sudah menandakan kita adalah seorang PENULIS.
Easy and Simple kan...(?)
Sekali lagi sebagai penutup, ini saya kutip dari N. Faqih Syarif H "Ayo Menulislah untuk menginspirasikan umat Kalau tidak Anda akan menjadi manusia pra sejarah ." (Karena saya tidak hanya mau tinggal diam dengan kenangan-kengnan tanpa kedinamisan, saya harus ungkapkan ke dunia bahwa saya HIDUP dan ADA dengan MENULIS )
Selamat menikmati NIKMATnya MENULIS ^_^
Wassalam
Penulis seorang mahasiswi Tarbiyah, Pend. Bahasa Inggris IAIN SU,kru Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika IAIN SU
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda..?