Beberapa pekan lalu juga, saya membuat puisi dengan mengukir nama mbak Win di note saya. Mbak Win berulang-ulang berkata “Kepala saya bisa pecah kalau tidak menuliskan apa yang ada di dalam pikiran saya”. Saya setuju berat. Karena kenyataannya memang seperti itu yang saya rasakan. Kata-kata mbak benar-benar memaksa saya secara batin untuk terus menulis. Banyak nama-nama penulis yang keluar dari ucapannya, seolah memberikan perumpamaan bahwa menulis itu ada proses, seperti Gola Gong, seorang penulis yang kehilangan sebelah tangannya. Asma Nadia, yang menghabiskan 3-4 buku perhari. Arswendo Atma Wiloto, Chairil Anwar, Amir Hamzah, A.A. Navis, dan masih banyak lagi. Di akhir materinya saya mengutip seperangkat penyemangat, begini katanya:
Ada tiga hal yang tak boleh diucapkan :
1. Aku tak BISA
2. Aku tak LAYAK
3. Aku tak MAU.
Tidak ada kata tak bisa, tak layak, dan tak mau untuk kita, sobat…, untuk memulai dunia kepenulisan, untuk mengukir untaian kata yang akan mejadi tanda bahwa kita hidup dan tak akan mati ditelan sejarah, karena semua mempunyai proses.
Kata-kata bijak lain dari mbak Win R.G:
*Orang menulis jauh lebih sukses daripada yang tidak menulis
*Orang sukses akrab dengan buku
*Orang yang menulis akan jadi bagian dari sejarah
Semoga dari tiga kalimat diatas menjadikan kita orang yang sukses dalam dunia tulis menulis, cinta akan buku dan menjadi bagian dari sejarah karena karya-karya kita. Amiiin…
NB: teruntuk sobat-sobat saya, dan terkhusus saya sendiri pastinya, yang sedang memulai dunia tulis menulis.
Oleh: luthfihaqy2
Penulis seorang mahasiswa Tarbiyah, Pend. Bahasa Inggris IAIN SU, kru Lembaga Pers MahasiswaDInamika IAIN SU.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda..?