“Ah, walaupun gak ada ide yang mau ditulis aku harus menulis. Tapi nulis apa ya..”
“Waduh..lagi gak ada ide untuk ditulis ni..!”
“Hm…gak ada ide..ya gak nulis dong..!”
Ungkapan dan pertanyaan yang sangat sering saya dengar dari beberapa teman, khususnya bagi teman-teman saya yang baru saja memulai untuk mencintai dunia kepenulisan. Mereka yakin bahwa dengan menulis, kehidupan bisa berubah, perjalanan hidup bisa menjadi lebih mulus, petir di ubah menjadi air, api menjadi es (wah..lebay..) hi..hi..hi..Yang jelas, semua penulis pemula yakin, bahwa kegiatan menulis itu sangat penting bagi dirinya, bahkan dapat berguna bagi orang lain.
Namun yang menjadi perbincangan khusus, disaat sang penulis sudah menggelumuti dunia itu, mungkin satu minggu-dua minggu-tiga minggu…semangat menulis mulai menurun disebabkan banyak faktor. Mungkin itu disebabkan tidak ada waktu yang ingin dibuang untuk menulis (anggapan yang salah ni..) atau mungkin memberikan statemen pada dirinya sendiri, bahwa dia tidak memiliki ide, dan akhirnya tidak menulis.
Dari sekian banyak alasan yang bisa didapat, satu hal yang akan kita bahas, yakni ungkapan yang menyatakan dirinya tidak memiliki ide. Apa memang begitu ya..? Apa benar, manusia disuatu waktu tidak memiliki ide ? So, guna akal pikiran apa ya..? Apa saat ide gak muncul, akal lagi tidur? Ah, gak mungkin.
Pernah suatu ketika, saya ngobrol melalui facebook dengan seorang penulis, yang ternyata baru saya mengetahui, ia adalah salah satu orang yang berani memulai untuk mencintai dunia kepenulisan. Anda tahu mengapa saya sedikit terkejut? Sebab, sebelum berkenalan semua tulisannya hampir sudah saya baca, dan saya yakin ini tulisan yang sangat berbobot, artinya sangat ringan dan mudah dicerna.
Perkenalan dimulai ketika saya melemparkan salam kepadanya. Dengan cepat salam terjawab, dan perkenalan akhirnya dimulai. Sampai akhirnya, saya bertanya tips dia menulis serta sedikit motivasinya untuk menulis. Satu hal yang akan saya ingat selamanya dari perbincangan kami, bahwa dengan mudah ia menuliskan “Saya tidak pernah merasa kehabisan ide, karena ide ada dimana-mana”.
Hm..dari kata singkat itulah, saya tambah yakin. Bahwa ketika kita beralasan sedang tidak mood menulis , atau juga sedang kehabisan ide, itu semua hanyalah batu kerikil tajam meruncing yang sedang menghambat kita untuk maju.
Keyakinan saya bertambah, ketika saya membaca tulisan teman sekelas ketika di pesantren. Ia menuliskan tulisan dengan judul “Maaf, saya lagi kehabisan ide”. Dalam tulisannya yang singkat, ia curhat habis-habisan, mulai menyatakan sedang tidak punya ide, lagi dilema banyak masalah, banyaknya kendala menjadi seorang guru di sebuah pesanten, keinginan hati yang tak terpenuhi, dan kebutuhan yang teratasi. Yang jelas, ia sudah menulis, dan idenya “IA BELUM PUNYA IDE”.
Sudah sadarkah kita? Kalau belum, akan saya ulangi sekali lagi.
Contoh diatas, seorang yang memulai menulis dan beranggapan tidak memiliki ide. Namun tetap menulis, ia tuliskan semua masalahnya. Dari beranggapan tidak punya ide, banyaknya masalah yang sedang dihadapi, dan akhirnya menuliskan semua masalah itu, dan berusaha menjawabnya sendiri, ia sudah menulis..!! Luar biasa bukan.
So..tetaplah menulis…! Sebab menulis adalah “POWERFULL-nya” seorang mahasiswa.(ozan)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar anda..?