rss

Kamis, 03 Juni 2010

Mengapa mesti di tempat parkir..?

Salam sobat muda..!
Malam ini saya akan mencoba menuliskan kembali sebuah berita panas yang saya baca tadi pagi di markasnya LPM Dinamika IAIN-SU.
Berita ini berjudul sama dengan judul tulisan saya ini, diterbitkan hari Sabtu, 27 maret 2010. Yang menggambarkan sebuah kesamaan sifat, antara mall, hotel, serta taman bermain kebanyakan. Ini dia pembahasannya.

__________________________

Masjid, merupakan bangunan suci dan juga merupakan rumah ibadah, artinya tempat untuk beribadah. Ibadah itu banyak macamnya, yang penting semua yang memiliki hubungan antara seorang hamba dan Tuhannya, itu disebut ibadah. Namun lebih spesifikasinya, ibadah dibagi menjadi 2 ;ibadah wajib dan sunnah.

Kejujuran seseorang, tingkah laku, serta perkataan juga dapat digambarkan melalui ibadah. Ketika prilakunya jauh dari yang diharapkan, bisa diartikan ibadahnya juga kurang. Sama juga jika perkataan dan tingkah lakunya banyak yang menyalahi, bisa juga diartikan ibadahnya kurang atau salah memaknai. Itu sebabnya, ibadah sangat dibuthkan. Sebab, jika semua orang rajin beribadah dan benar beribadah, kemakmuran serat ketertiban akan cepat kita dapatkan di Negara kita ini.

Tak lelah-lelahnya saya mengatakan, Masjid merupakan tempat ibadah. Tampat ibadahnya ummat islam, tempat ibadahnya ummat terbesar di Indonesia. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.

Begiu besarnya peranan masjid bagi ummat islam, yang berdampak besar bagi perkembangan zaman.
Namun yang sangat disayangkan, mengapa sebuah keseragaman dapat dengan mudah kita dapatkan di Kota Medan ini. Dan saya rasa bukan hanya di kota Medan saja, bahkan di kota lain juga pasti mengalami masalah ini. Masalahnya adalah, keseragaman itu terdapat pada peletakan tempat ibadah di mall, hotel, dan tempat hiburan lainnya.

Sebagai contoh saja, letak masjid di palladium mall saja terletak dilantai paling atas, paling sudut, dan paling susah dijangkau. Dan yang lebih parahnya lagi terletak di pojok lahan parkir. Bukan itu saja, di Medan Plaza juga terjadi sedemikian rupa, masjid terletak di pojok gedung dengan ukuran yang sangat tidak cocok dikatakan rumah ibadah/ mushalla. Anda tahu dimana letakknya..? Letaknya disamping kamar mandi. Kemudian, ketika saya mengikuti sebuah event marching band di perumahan Citra Garden Medan, saya juga mendapati mushallanya di bagian belakang, dengan sajadah yang sudah kusam runyam, serta beberapa barang bekas yang tertumpuk rapi disetiap sudutnya. Bukankah tempat-tempat yang saya sebut diatas, tempat yang berkelas..?

Bukannya tidak bersyukur akan keadaan itu. Namun yang menjadi pengganjal hati saya, mengapa semua pihak yang terlibat sampai hati meletakkan rumah ibadah, yang begitu penting, di lahan parkir, atau di bawah mesin AC yang beruara kasar mengganggu ketenangan orang yang sedang beribadah, bahkan di samping toilet umum yang bau dan kotor..? atau kalau melihat pendapat subjekti saya, apa mungkin karena tidak menguntungkan pihak tertentu, masjid/mushalla kurang dilirik..? Naudzu billah.

Harus Tegas
Sobat muda..! Ini merupakan masalah besar ummat zaman sekarang. Masalah yang sudah menjadi kewajiban kita mengentaskan serta menanganinya. Kalau bisa menyelesaikan masalah tanpa masalah, namun bagaimana caranya..?

Menurut berita yang saya baca tadi pagi, perlu adanya ketegasan dari pemerintah setempat untuk hal semacam ini. Kalau bisa, dibuat aturan-aturan baru bagi pihak mall, swalayan, hotel, atau tempat hiburan lainnya. Jangan hanya biaya pajak saja yang diurus, kalau bisa masalah akhirat juga harus diperhatikan. Saya rasa, pemerintah kita, khususnya di Kota Medan ini sangat bijak mengambil keputusan. Dan inilah harapan terbesar kita.

Selanjutnya, bukan tujuan mengadu domba…saya heran kepada pihak muslim yang ikutan nimbrung memajukan usaha-usaha diatas. Dia seorang muslim, namun hak-hak sahabat seimannya diabaikan begitu saja. Atau mungkin, mereka sudah berusaha mengupayakan yang terbaik namun belum tercipta hingga sekarang, semoga saja demikian.

Menurut berita juga, dampak negative ini ternya akan terus berlanjut kalau kita tidak sama-sama merubah 2 hal terbesar dalam diri kita. 2 hal yang kalau kita ubah sama-sama kemungkinan besar dapat mengubah kenyataan pahit ini.

Tidak sadar kalau kita dihina
Penyakit yang pertama adalah kita tidak sadar kita sedang dihina, ini menurut waspada, 27 maret 2010. Pendapat boleh berbeda, namun pendapat bersama harus diutamakan. Saya sadar, sebagian kita pasti ada juga yang sudah merasa puas akan keadaan itu. Namun saran saya, apakah pendapat kita itu tidak keliru, dan kalau bisa diteliti ulang..?

Merasa pelayan ini sudah maksimal
Sama seperti yang diatas, ini juga salah satu masalah. Merasa pelayanan ini sudah maksimal, merupakan perndapat yang sangat salah. Kalau dilihat dari sisi sejarah saja, ini sudah membuktikan, bahwa ini adalah penghinaan terbesar. Dan tidak patut dikatakan semua ini maksimal. Paling itdak begitu.

Nah sobat muda, hidup merupakan pilihan. Pilihan yang akan ditentukan kebenarannya di akhirat kelak. Saya mohon saran dari anda semua, apa solusi masalah ummat yang satu ini. Syukron..! (ozan)

0 komentar:


Posting Komentar

Komentar anda..?